Jumat, 09 Juni 2017

Dampak Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terhadap kehidupan manusia dilihat dari sudut pandang psikologi

Pada masa kontemporer ini, seperti yang kita ketahui, teknologi kini telah merembes dalam kehidupan. Kebanyakan manusia bahkan dari kalangan atas hingga menengah ke bawah sekali pun. Dimana upaya tersebut merupakan cara atau jalan di dalam mewujudkan kesejahteraan dan peningkatan harkat martabat manusia. Atas dasar kreatifitas akalnya, manusia mengembangkan ilmu pengetahuan alam dan teknologi dalam rangka untuk mengolah sumber daya alam yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Dimana dalam pengembangan ilmu pengetahuan alam dan teknologi harus didasarkan terhadap moral dan kemanusiaan yang adil dan beradab,agar semua masyarakat mengecam ilmu pengetahuan alam dan teknologi secara merata. Begitu juga diharapkan sumber daya alam nya bisa lebih baik lagi, apalagi banyak kemudahan yang kita dapatkan.
Namun, berbanding terbalik dengan realita yang ada karena semakin canggih perkembangan teknologi,telah membuat masyarakat menjadi malas yang disebabkan oleh kemudahan-kemudahan yang ada tersebut. Disatu sisi telah terjadi perkembangan yang sangat baik sekali di aspek telekomunikasi,namun pelaksanaan pembangunan ilmu pengetahuan alam dan teknologi masih belum merata. Masih banyak masyarakat kurang mampu yang putus harapannya untuk mendapatkan pengetahuan dan teknologi tersebut. Hal itu dikarenakan tingginya biaya pendidikan yang harus mereka tanggung. Maka dari itu, pemerintah perlu menyikapi dan menanggapi masalah-masalah tersebut, agar peranan ilmu pengetahuan alam dan teknologi dapat bertujuan untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia yang ada. Kalaupun teknologi mampu mengungkap semua tabir rahasia alam dan kehidupan, tidak berarti teknologi sinonim dengan kebenaran. Sebab iptek hanya mampu menampilkan kenyataan. Kebenaran yang manusiawi haruslah lebih dari sekedar kenyataan obyektif. Kebenaran harus mencakup pula unsur keadilan. Tentu saja iptek tidak mengenal moral kemanusiaan, oleh karena iptek tidak pernah bisa menjadi standar kebenaran ataupun solusi dari masalah-masalah manusia.
Ilmu alam (Bahasa Inggris: natural science; atau ilmu pengetahuan alam) adalah istilah yang digunakan yang merujuk pada rumpun ilmu dimana obyeknya adalah benda-benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum berlaku kapan pun dimana pun.1

Sains (science) diambil dari kata latin scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan. Sund dan Trowbribge merumuskan bahwa Sains merupakan kumpulan pengetahuan dan proses. Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan bahwa Sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu. Sains merupakan produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan. “Real Science is both product and process, inseparably Joint” (Agus. S. 2003: 11)

Sains sebagai proses merupakan langkah-langkah yang ditempuh para ilmuwan untuk melakukan penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan tentang gejala-gejala alam. Langkah tersebut adalah merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis dan akhimya menyimpulkan. Dari sini tampak bahwa karakteristik yang mendasar dari Sains ialah kuantifikasi artinya gejala alam dapat berbentuk kuantitas.

Ilmu alam mempelajari aspek-aspek fisik & nonmanusia tentang bumi dan alam sekitarnya. Ilmu-ilmu alam membentuk landasan bagi ilmu terapan, yang keduanya dibedakan dari ilmu sosial, humaniora, teologi, dan seni.

Matematika tidak dianggap sebagai ilmu alam, akan tetapi digunakan sebagai penyedia alat/perangkat dan kerangka kerja yang digunakan dalam ilmu-ilmu alam. Istilah ilmu alam juga digunakan untuk mengenali “ilmu” sebagai disiplin yang mengikuti metode ilmiah, berbeda dengan filsafat alam. Di sekolah, ilmu alam dipelajari secara umum di mata pelajaran ilmu pengetahuan alam(biasa disingkat IPA).

Tingkat kepastian ilmu alam relatif tinggi mengingat obyeknya yang kongkrit, karena hal ini ilmu alam lazim juga disebut ilmu pasti.2

Di samping penggunaan secara tradisional di atas, saat ini istilah “ilmu alam” kadang digunakan mendekati arti yang lebih cocok dalam pengertian sehari-hari. Dari sudut ini, “ilmu alam” dapat menjadi arti alternatif bagi biologi terlibat dalam proses-proses biologis, dan dibedakan dari ilmu fisik (terkait dengan hukum-hukum fisika dan kimia yang mendasari alam semesta).

DAMPAK ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DALAM KEHIDUPAN MANUSIA

Abraham Harold Maslow berpendapat, bahwa manusia adalah makhluk yan memiliki berbagai kebutuhan yang digambarkan sebagai piramida.

Menurut Maslow setiap individu memiliki kebutuhan-kebutuhan yang tersusun secara hirarkhi dari tingkat yang paling mendasar sampai pada tingkatan yang paling tinggi. Setiap kali kebutuhan pada tingkatan paling rendah telah terpenuhi maka akan muncul kebutuhan lain yang lebih tinggi. Pada tingkat yang paling bawah dicantumkan berbagai kebutuhan dasar yang bersifat biologis, kemudian pada tingkatan yang lebih tinggi dicantumkan berbagai kebutuhan dasar yang bersifat sosial. Pada tingkatan yang paling tinggi dicantumkan kebutuhan untuk mengaktualisasi diri.

Ada lima bentuk asumsi dasar teori maslow sebagai yang disusun berdasarkan kebutuhan yang paling penting sebagai berikut:

Kebutuhan Fisiologis (physiological needs)

Manifestasi kebutuhan ini terlihat dalam tiga hal pokok, sandang/pakaian, pangan/makan, dan kebutuhan biologis seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas, dan lain sebagainya.

Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan (safety needs)

Yaitu kebutuhan ini berkaitan dengan kebutuhan rasa aman yang mencakup antara lain keselamatan dan perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional seperti ancaman-ancaman dari luar yang mungkin terjadi yang berasal dari ancaman orang lain.

Kebutuhan sosial (social needs)

Yaitu kebutuhan akan kasih sayang dan bersahabat (kerjasama) dalam kelompok kerja atau antar kelompok. Ditandai dengan keinginan seseorang menjadi bagian atau anggota dari kelompok tertentu, keinginan untuk menjalin hubungan dengan orang lain, dan keinginan membantu orang lain.

Misalnya adalah : memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis, dan lain-lain.

Kebutuhan pengakuan (esteem needs)

Yaitu kebutuhan yang berkaitan tidak hanya menjadi bagian dari orang lain (masyarakat), tetapi lebih jauh dari itu, yaitu diakui/dihormati/dihargai orang lain karena kemampuannya atau kekuatannya. Kebutuhan ini ditandai dengan penciptaan simbol-simbol, yang dengan simbol itu kehidupannya dirasa lebih berharga. Dengan simbol-simbol seperti merek sepatu, merek jam dan lainnya merasa bahwa statusnya meningkat dan dirinya sendiri disegani dan dihormati orang.

Kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization needs)

Kebutuhan aktualisasi diri yaitu kebutuhan yang berhubungan dengan aktualisasi/penyaluran diri dalam arti kemampuan/minat/potensi diri dalam bentuk nyata dalam kehidupannya merupakan kebutuhan tingkat tertinggi dari teori Maslow, seperti ikut seminar, loka karya yang sebenarnya keikut sertaannya itu bukan didorong oleh ingin dapat pekerjaan, tetapi sesuatu yang berasal dari dorongan ingin memperlihatkan bahwa ia ingin mengembangkan kapasitas prestasinya yang optimal.3 Adapun ikut andil ilmu pengetahuan alam dan kehidupan manusia terhadap kehidupan manusia diantaranya:

Peran terhadap Pangan (Makanan)

Dampak yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan alam dan teknologi ada yang positif da nada juga yang negatif. Dampak yang positif antara lain adalah:

Ditemukannya bibit unggul yang dalam waktu singkat dapat diproduksi berlipat ganda.

Digunakannya mekanisasi pertanian untuk memungut hasil produksi sehingga hasilnya lebih besar bila dibandingkan dengan menggunakan tenaga manusia.

Ditemukannya cara pemupukan yang tepat serta digunakannya bakteri yang sanggup memperkuat akar tanaman dengan mengambil zat hara yang lebih baik sehingga hasilnya bertambah banyak.

Digunakannya bioteknologi (misalnya hormone tumbuhan), untuk merangsang tumbuhnya daun bunga, dan buah, sehingga tumbuh banyak.4

Dampak negatif dari kemajuan teknologi tersebut antara lain yaitu pemakaian pestisida yang ternyata tidak hanya dapat memberantas hama tanaman, tetapi juga dapat membunuh hewan ternak, dapat meracuni hasil panen, dan bahkan meracuni manusia sendiri.

Setiap penggunaan teknologi maju selalu disertai adanya dampak negatif. Oleh karena itu, kesadaran dan tanggung jawab kita dituntut lebih tinggi agar efek negatif dari kemajuan ilmu pengetahuan alam dan teknologi dapat ditekan sampai sekecil mungkin.

Peran terhadap Sandang (pakaian)

Dampak dari kemajuan ilmu pengetahuan alam dan teknologi pada sandang ada yang positif da nada pula yang negatif. Adapun dampak positifnya antara lain:

Menolong manusia dalam pengadaan sandang dengan adanya mesin tekstil sehingga mempercepat proses pembuatan pakaian.

Telah ditemukannya serat sistesis, baik yang membuat dari pokok-pokok kayu yang diproses secara kimiawi menjadi benang (rayon) maupun dari bahan galian seperti hasil sulingan batubara dan minyak bumi yang dapat diproses menjadi serat-serat sintesis, seperti polyester, polipropelin, polietelin, dan lain-lain.

Dengan kemajuan teknologi, kita tidak perlu menunggu terlalu lama hasil serat tanaman kapas, karena dengan sistesis, pembuatan tekstil dapat dilakukan secara besar-besaran dalam waktu yang singkat.5

Adapun dampak negatifnya sebagai berikut:

Bahan-bahan yang berupa polimer sistesis yang dalam bahasa sehari-hari dinamakan plastic, kalau menjadi sampah tidak dapat dihancurkan oleh bakteri-bakteri pembusuk.

Sampah plastic kalau dibakar akan menyebabkan penipisan lapisan ozon. Namun jika tidak dibakar, dapat mencemarkan tanah sehingga mengurangi kesuburan tanah.6



Peran terhadap Papan (Tempat Tinggal)

Manusia memiliki kemampuan untuk berinovasi dan berkembang, Allah mengaruniai manusia dengan keunggulan berupa akal dan budi. Dengan akal inilah manusia dapat menyempurnakan rumah tempat tinggalnya dari gua-gua alami ke pohon-pohon, kemudian berkembang lagi menjadi rumah di atas tiang-tiang penyangga, dan lebih maju lagi sekarang kita dapat membuat bangunan rumah dari tembok dengan penuh kenyamanan dan kemegahan.7

Dengan menerapkan teknologi maju, manusia mampu membangun rumah dan gedung-gedung pencakar langit. Orang tidak lagi menggunakan tangga, tetapi cukup dengan menekan tombol dan dalam beberapa detik saja orang sudah sampai di lantai yang dituju.

Adapun dampak negatif ilmu pengetahuan alam dan teknologi terhadap papan (tempat tinggal) antara lain:

Dengan peralatan modern, orang dengan sangat mudah membabat hutan untuk pembabatan rumah, gedung, dan sebagainya, atau untuk perabotan yang lain. Akibatnya hutan menjadi gundul dan jika hutan menjadi banjir, erosi, pendangkalan sungai, kematian sumber air, hilangnya kesuburan tanah, dan pada akhirnya menyengsarakan manusia sendiri.

Dengan diterapkannya teknologi modern, tenaga manusia banyak yang tidak terpakai, sehingga banyak terjadi pengangguran. Sebagai akibat dari pengangguran ini, timbul kejahatan dimana-mana.

Teori-Teori Pembentukan Bumi

1.Teori Kabut Nebula
Salah satu teori yang mengemukakan proses terbentuknya bumi adalah Teori Kabut (Nebula). Teori ini dicetuskan oleh Immanuel Kant pada tahun 1755 dan Piere De Laplace pada tahun 1796. Teori ini mengemukakan bahwa bumi ini terbentuk dari gas. Gas-gas ini awalnya memang sudah tersedia di alam raya, yang kemudian berkumpul membentuk kabut. Karena gas-gas tersebut masing-masing memiliki daya tarik yang sama-sama besar, oleh karena itu gas-gas tersebut membentuk kumpulan kabut yang sama-sama besar dan terlempar ke arah khatulistiwa membentuk planet-planet termasuk bumi.
2. Teori Planetesimal
Teori yang kedua yaitu teori planetisimal. Teori ini dikemukakan oleh Forest Ray Moulton dan Thomas C. Chamberlain yang merupakan seorang pakar astronomi. Teori ini dikemukakan pada abad ke 20. Inti dari teori ini, bumi dan planet-planet lainnya terbentuk dari gas yang terlempar dari bagian tepi matahari, yang kemudian menjadi dingin dan padat.
3. Teori Pasang Surut Gas (Tidal)
Teori pasang surut gas dikemukakan oleh James Jeans dan Harold Jeffreys pada tahun 1918. Teori ini berawal dari kisah ketika matahari masih berbentuk gas. Bagaimana kemudian bumi bisa terbentuk seperti sekarang?  Menurut teori ini, saat matahari masih berwujud gas tersebut, sebuah bintang besar mendekati matahari dalam jarak yang cukup dekat, sehingga terjadi pasang surut gas di matahari.
4. Teori Bintang Kembar
Seorang ahli astronomi bernama R.A Lyttleton, mengemukakan bahwa galaksi dan seluruh isinya, termasuk bumi berasal dari kombinasi bintang kembar. Kemudian salah satu dari bintang kembar itu pun meledak.
Nah, bintang yang meledak itu, akhirnya membentuk planet-planet, yang pada akhirnya mengelilingi bintang yang tidak meledak. Kalian tahu apa nama bintang yang tidak meledak itu? Bintang itu bernama matahari.
5. Teori Big bang
Teori yang terakhir adalah teori big bang. Teori ini mengungkapkan bahwa bumi terbentuk mulai dari puluhan milyar tahun yang lalu. Wow! sudah sangat lama sekali ya!
Awalnya, bumi terbentuk dari gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Kemudian pada akhirnya gumpalan kabut itu meledak, mendingin dan memadat membentuk planet-planet.

Analisa Dan Perancangan Website Tes Psikologi (Study Kasus Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Negeri Jambi)

Analisa Sistem tes psikologi yang dirancang yaitu berbasis website dan dapat diakses secara online bisa dikatakan lebih efektif dan efisien...